homemadebymiriam.com – McDonald’s Raksasa Properti lebih dari sekadar fast food. Keuntungan utama bukan dari burger, melainkan sewa properti waralaba dengan margin operasional 45% (2024) dan nilai properti Rp 440,2 triliun (2023). Oleh karena itu, artikel ini rangkum strategi bisnis, ekspansi, dan kontroversi, berdasarkan CNN Indonesia per 20 September 2025, 08:24 WIB, dengan tambahan dari Forbes dan Bloomberg.

McDonald’s Raksasa Properti: Strategi Sewa Waralaba

McDonald’s peroleh keuntungan besar dari sewa dan royalti waralaba, bukan penjualan Big Mac. Selain itu, portofolio properti US$27 miliar (Rp 440,2 triliun, kurs Rp 16.305) di 2023. Dengan demikian, restoran strategis di lokasi ramai pejalan kaki. Misalnya, Forbes sebut 90% gerai McDonald’s disewa franchisee. Untuk itu, model ini stabilkan keuangan. Oleh sebab itu, McDonald’s Raksasa Properti unggul di real estat.

Rencana Ekspansi 2027

McDonald’s targetkan 50 ribu lokasi pada 2027, dari 43 ribu saat ini. Selain itu, ekspansi tingkatkan pendapatan non-pangan. Dengan kata lain, properti jadi motor pertumbuhan. Misalnya, Bloomberg prediksi pendapatan sewa naik 20%. Untuk itu, investor lihat McDonald’s sebagai aset tangguh. Oleh sebab itu, ekspansi perkuat posisi global.

Investasi Waralaba McDonald’s

Biaya awal waralaba US$1-2,2 juta (Rp 16,3-35,8 miliar), tarif waralaba US$45 ribu (Rp 733,7 juta). Selain itu, sewa berdasarkan lokasi dan penjualan. Dengan demikian, franchisee nikmati kesuksesan finansial. Misalnya, CNN Indonesia catat franchisee Jakarta raih profit 15% tahunan. Untuk itu, lokasi strategis kunci sukses. Oleh sebab itu, model ini tarik investor.

Kontroversi Model Bisnis

Tinggi sewa picu kontroversi, batasi profit franchisee. Selain itu, kritikus sebut kurangi insentif inovasi. Dengan kata lain, ketergantungan sewa riskan jika belanja konsumen turun. Misalnya, Forbes laporkan 10% franchisee alami kerugian 2023. Untuk itu, McDonald’s perlu inovasi. Oleh sebab itu, McDonald’s Raksasa Properti hadapi tantangan.

Kesimpulan

McDonald’s Raksasa Properti unggul via sewa waralaba, properti Rp 440,2 triliun. Oleh karena itu, ekspansi 50 ribu lokasi 2027 jadi ambisi. Dengan demikian, model bisnis stabil tapi kontroversial. Untuk itu, cek Bloomberg untuk update.