homemadebymiriam.com – Dinkes Bali Imbau Hindari Fast Food untuk tekan obesitas, edukasi sejak balita, momentum Hari Obesitas Sedunia 4 Maret. Kadinkes I Nyoman Gede Anom sebut fast food dan pola asuh buruk picu kenaikan. Oleh karena itu, artikel ini rangkum imbauan, data, dan program, berdasarkan Kompas.com per 28 April 2025, 14:00 WIB, dengan tambahan dari Kemenkes dan Siloam Hospitals.
Dinkes Bali Imbau Hindari Fast Food: Edukasi Sejak Balita
Anom imbau warga, terutama dewasa, hindari fast food. Selain itu, pencegahan mulai balita krusial. Dengan demikian, obesitas sebabkan penyakit lain seperti diabetes. Misalnya, “Cegah sekarang, kurangi risiko depan,” ujar Anom di rapat paripurna DPRD Tangerang, 28 April 2025. Untuk itu, sekolah edukasi hindari fast food. Oleh sebab itu, Dinkes Bali Imbau Hindari Fast Food fokus generasi muda.
Data Obesitas di Bali dan Nasional
Prevalensi obesitas nasional naik dari 10,5% (2007) ke 21,8% (2018), target Kemenkes <3% 2030. Selain itu, Bali di atas rata-rata nasional. Dengan kata lain, gizi kurang turun, tapi obesitas naik. Misalnya, Kemenkes laporkan 30% anak overweight. Untuk itu, Anom sebut “masih jelek”. Oleh sebab itu, tantangan gizi campuran serius.
Program Dinkes Bali Tekan Obesitas
Program makanan tambahan posyandu dan bantuan bergizi untuk anak. Selain itu, edukasi pola makan sehat. Dengan demikian, ikuti standar nasional. Misalnya, Siloam Hospitals dukung kampanye “Gerak Bersama Cegah Obesitas”. Untuk itu, kolaborasi sekolah dan keluarga. Oleh sebab itu, program ini efektif kurangi risiko.
Kesimpulan
Dinkes Bali Imbau Hindari Fast Food untuk cegah obesitas sejak balita. Oleh karena itu, prevalensi 21,8% jadi peringatan. Dengan demikian, program posyandu dan edukasi kunci. Untuk itu, pantau Kemenkes untuk update.